takdir seseorang Masih ada jutsu lain yang
sebanding dengan Izanagi!? Sasuke bertanya-tanya.
"Aku tak mengerti apa yan ingin kalian lakukan ...
Tapi apapun itu, ku rasa
akan percuma mengingat
posisiku sekarang ..." Ucap
Kabuto.
"Kelihatannya, kalian masi belum mengerti, siapa dirik yang sekarang ..." Ia benar-
benar percaya diri
.
"Senpou - Muki Tensei!!"
Kabuto kemudian merapa sebuah jutsu. Dan dengan jutsu itu, tiba-tiba batu-batu
berujung tajam di sekitar gua itu serasa beruba menjadi hidup, dan mereka
menyerang Sasuke dan
Itachi,
"!?"
Sasuke dan Itach mencoba melakukan
sesuatu. Namun terlambat bebatuan tajam itu berhasil menjepit Itachi.
Sasuk hampir mengalami nasi yang sama. Namun untungnya, Itach melindunginya denga tangan Susano'o miliknya.
"Itachi!" Teriak Sasuke.
"Jutsu ini memberi nyaw pada benda dan kemudia mengontrolnya.. ." Jelas
Kabuto.
"Ini berbeda dari jutsu yan bisa dengan muda dikontrol menggunakan
chakra ...
Benar-benar luar biasa,bukan?" Lanjutnya.
"Melindungi sasuke dengan
Susano'o memperlamba gerakanmu ...
Ayolah, kau tak perlu
khawatir ...
Aku tak akan menyakiti
Sasuke, sebab dia adalah
bahan percobaanku yang
berharga" Ucap Kabuto lagi.
"Dan sekarang yang harus ku
lakukan adalah menulis
ulang isi kepalanya ...
Kau bisa membayangkan apa
yang akan terjadi setelah ini
bukan?" Kabuto berlari
hendak mendekat ke mereka
berdua. Akan tetapi, Sasuke
tak diam saja dan
mengeluarkan :
"Amaterasu!!"
Api hitampun muncul dan
menjadi benten pertahanan.
"Begitu ya ...
Jadi jutsu mata menyerang
terkuat bisa juga dijadika pertahanan terkuat ya ...
Panas dari api ini bahka membuat batunya kembali
ke wujud semula" Ucap
Kabuto.
"Maafkan aku, Sasuke ..."
Itachi sekarat, untungnya dia
Edo Tensei.
"Maaf, tapi akulah
pemenangnya ...
Aku bisa mencptakan mahlu dan mengendalikannya ...
Aku tak bisa membayangkan
aku kalah ..Seluruh pengetahuan
tentang alam yang dipelajari
oleh Orochimaru,
telah menjadi milikku ...
Dari manusia menjadi ular ...
Dari ular menjadi naga ...
Akulah manusia yang paling
mendekati Rikudou Sennin ...
Dibanding denganku, Klan
Uchiha bukanlah apa-apa ..."
Ucap sombong Kabuto.
"Mengocehlah sesukamu! Kau tak tahu apapun tentang
Uchiha!!!" Teriak Sasuke.
"Dengar, Uchiha itu ..."
"..." Itachi menghentikan
Sasuke.
"??"
"..." Itachi ingin Sasuke lebih
bersabar.
"Itachi, kau benar-bena mengingatkanku pada diriku yang dulu ..." Ucap Kabuto.
"Dan itulah kenapa kau akan
kalah" Ucap Itachi.
"Kau tahu ...
Aku bukan lagi orang yang melihat dari pojokan sekarang ...
Tapi akulah tokoh utama
dalam perang ini sekarang ...
Aku memanfaatkan Akatsuki,
bahkan berhadapan dengan
Uchiha bersaudara ..." Ucap
Kabuto.
"Aku merasa kau itu sanga berbeda denganku" Ucap Itachi yang bangun perlahan.
"Tapi di waktu yang sama,
aku bersimpati padamu ...
Pada akhirnya, kau adalah
seorang mata-mata dan kau hidup di Dunia kebohongan dimana seharusnya aku
berada ...
Sebenarnya aku juga tak bisa
memahami siapa aku
sebenarnya" Ucap Itachi.
"Dan sekarang aku merasa bisa mengetahui siapa aku yang sebenarnya mungkin
merupakan kunci menuju
kesempurnaan ...
Karena itu berarti aku akan
mengetahui apa yang bisa
dan apa yang tak bisa aku
lakukan"
"Hah, itu adalah kata-kata
yang dikatakan oleh seorang
pecundang" Ucap Kabuto.
"Bukankah mencaritahu apa
yang tak bisa kau lakukan
sama saja dengan
menyerah?" Lanjutnya.
"Tidak, kau salah ..." Ucap
Itachi.
"Itu berarti ...
Untuk memafkan dirimu
sendiri atas apa yang tak
bisa kau lakukan" jelas Itachi.
"Teman-temanmu ada untuk mengisi apa yang tak bis kau lakukan ...
Dan untuk mencegah kau menolak apa yang padahal bisa kau lakukan" Itachi
teringat akan Naruto.
"Kalau kau ingin tahu siapa dirimu yang sebenarnya,
kau harus melihat dirimu sendiri dan mengetahui apa yang kau lihat ...
Itulah yang tak bisa aku
lakukan ...
Aku berbohong pada orang lain dan bahkan pada diriku sendiri" Ucapnya.
"..." Kabuto terdiam.
"Dan seseorang yang tak
bisa mengetahui dirinya sendiri berarti orang yang gagal ...
Sama seperti aku di masa
lalu" Ucap Itachi lagi.
"Kau tak tahu apapun tentang aku ...
Aku telah menghabiskan hidupku dulu untuk
mencaritahu siapa jati
diriku ...
Dengan jalanku sendiri"
Kabuto kemudian teringat
akan masa lalunya,
----- Flashback -----
Di sebuah tempat dekat kota
yang tampaknya merupakan
bekas perang, seorang bocah kecil yang terluka (Kabuto kecil) bersandar di
sebuah pohon. Dan kemudian, sebuah kelompok yang terdiri dari satu
perempuan dewasa dan
anak-anak menghampirinya.
"Bocah ini pasti dari kota
bekas perang itu ..." Ucap
salah seorang anak.
"Apa yang harus kita lakukan
kak?
Ada darah keluar dari
kepalanya ...
Dia akan segera mati" Ucap
yang lain ke si perempuan.
"Apa kau akan membawany bersama kita?"
"Urushi ...
Lukanya tak separah yang
kau katakan ...
jangan khawatir, aku tahu
beberapa ninjutsu medis perempuan tadi mengobati luka Kabuto kecil.
"?" Perlahan Kabuto sadar,
namun belum berbicara.
"Bagaimana orang tuamu?
Siapa namamu?" perempuan
berkacamata itu bertanya.
"..." Kabuto tetap diam.
"Dia tak tahu apa-apa" Ucap
salah seorang anak, Urushi.
"Urushi, bantu dia bangun"
"Kau tahu, kau beruntung ...
Ayolah, pegang tanganku"
Ucap Urushi.
.....
"Itulah hal paling awal yang bisa ku ingat ...
Aku tak ingat apapu sebelum itu ...
Aku tak tahu siapa orangtuaku, bahkan tak tau siapa namaku"
.....
Setelahnya, Kabuto kecil dibawa menuju sebuah bangunan oleh kelompok
tadi. Ke sebuah bangunan yang di dalamnya terdapat cukup banyak anak-anak,
kelihatannya sejenis panti
asuhan.
"Lukamu sembuh dengan
baik ..." Ucap perempuan tadi.
"Setidaknya bilanglah
terimakasih ..Apa kau tak tahu Tata
Krama?"
"Hei kau ...
coba pakai ini ..Siapa tahu terjadi sesuatu
lagi pada kepalamu"
Urushi
usil dan memakaikan sebuah
topi baja ke kepala Kabuto.
"Ukkh" Kabuto tak banyak bersuara dan terus diam tampak masih kebingungan
dengan wajah yang masih
sangat polos.
"Mulai sekarang kau akan
tinggal disini ..Dengan kata lain, mulai
sekarang aku akan menjadi
ibumu ...
Kau boleh bertanya apa saja
padaku" Ucap perempuan
berkacamata itu.
"Hmm, tapi apa tak masala kalau ia tak punya nama?"
Seorang anak bertanya.
"Benar juga, bagaiman kalau ia kita berinama??
Hmm ...
Bagaimana kalau ..Kabuto?"
"..." Kabuto kecil tersenyum.
"Ah!!! Dia tersenyum!!!
Dia pasti menyukai nam itu!!!"
"Baguslah ..."
Malam harinya ...
Semua anak tampak sudah tidur. Keculai satu, Kabuto kecil ...
Ia masih termenung dan teringat kata-kata :
"Setidaknya bilanglah terimakasih ...
Apa kau tak tahu Tata Krama?"
Kabuto bangun dan berdiri,
bersiap untuk pergi ke suat tempat.
Akhirnya, ia sampai di depan
pintu dan kemudian terdiam.
Terdengar suatu percakapan
dari balik pintu, tampaknya para orang dewasa,termasuk si wanita berkacamata.
"Kita tak akan bisa melakukannya lagi kalau
hanya mengandalkan bantuan dari Desa dan
Negara ...
Kita harus bernegosiasi
dengan mereka lagi"
"Mereka tetap tak akan memberi kita lebih dari ini"
para pengurus panti itu tampak sedang mengalami masalah ekonomi.
"Tapi cuma itu yang bisa kita
lakukan ..Kita bahkan memiliki anak
baru lagi sekarang"
"..." Dari balik pintu, Kabuto
terus terdiam.
"Baik ...
Akan ku coba melakukan sesuatu ...
Jadi kumohon ..."
"Ouch!!!!" Tanpa sengaja,Kabuto mengeluarkan bunyi.
"!!!??" Orang-orang dewasa jadi kaget dan lalu membuka pintu.
"Kau masih bangun!!?? Apa yang kau lakukan!?
Ini waktunya untuk tidur!!!!"
"...!" Kabuto kecil ketakutan.
"Anak ini anak baru ...
Jadi belum tahu jadwal da peraturannya ...
Jadi, ku mohohn maafkan
dia" Pinta si perempuan
berkacamata.
"Huh, kau itu terlalu ramah ..Kau, ikutlah denganku dan lihat jam itu!" Si pengurus,
perempuan yang agak gemuk memperlihatkan
Kabuto kecil pada jam yang
menunjukan pkl 09:20.
"Ini sudah dua puluh menit
lebih dari jam malam ..Jadi, jam berapakah jam
malamnya?"
"..." Kabuto melihatnya
dengan seksama, namun ia tak mampu menjawab.
"Ayolah, jam berapa?
Bilang dan ingatlah ..."
"..." Kabuto terus
memperhatikan jam dengan lebih seksama, namun tetap saja ia tak bisa menjawab.
"Ku pikir dia masih terlalu kecil untuk bisa menghitung dan membaca jam ...
Jadi biarkan saja dia sendiri
hari ini" Ucap pengurus
lainnya, seorang lelaki tua.
"Jam sembilan" Ucap Kabuto.
"Eh?" Dua pengurus tad kaget.
"Benar" Ucap si perempuan berkacamata sambil tersenyum. Kini perempuan
itu tak lagi memakai
kacamata, ia memakaikan kacamata itu pada Kabuto.
"Haha, jadi dia cuma memiliki penglihatan yang buruk ya ...
Dia cukup pintar di usianya ..Dia cuma butuh kacamata"
Ucap si pengurus, lelaki tua.
"Kita tak punya uang untuk
itu ...
Kalau kau tak bisa melihat bilang saja"
Kabuto hendak melepas
kacamatanya dan mengembalikan itu ...
Akan tetapi, si perempuan
mencegatnya.
"Sekarang kau akan tepat
waktu ..Ku harap lensanya cocok
untukmu" Ia memberi
kacamata itu.
"..." Kabuto kecil terdiam.
Dan perlahan, ia menangis,terharu.
"Terimakasih ...
Hiks" Ucapnya.
"Terimakasih ....
Terimakasih" Kabuto kecil
melepas semua bebannya selama ini.
"Tidak apa-apa ..." Ucap si perempuan.
----- Flashback Berakhir -----
"Namaku adalah sebua kode ...
Kacamataku hanyalah sebuah alat ...
Sejak dari awal ...
Aku bukanlah siapa-siapa ...
Aku tidak memiliki apa-apa"
Ucap Kabuto.
Kepada para pengunjung ataupun kunbal jangan Percaya kepada nikname abeks yang tujuan nya mencela ataupun menghina.. karena ada org yg tidak jelas menggunakan nikname ane...
Menjalankan Misi : shinobi Tinggalkan Jejak mu di sini..